Selasa, 20 Oktober 2015

Ciblek dan cerita kicaumania pemula untuk pemula

Seperti judul tulisan di atas, cerita ini ditujukan hanya untuk kicaumania pemula, baik yang baru saja maupun berencana menekuni hobi burung kicauan. Cerita pun berasal dari kicaumania pemula asal Jambi, Akuang, yang baru dua bulan ini memelihara burung kicauan, dan kini mulai meretas secuail prestasi di beberapa lomba lokal dan latber. “Kalau mau main burung, mulailah dari ciblek,” kata Om Akuang, ketika ngobrol bersama Om Kicau. Apa alasannya?


Ciblek, menurut Akuang, memiliki sejumlah kelebihan sebagai burung piaraan. Suaranya merdu, aktif berkicau, namun harganya sangat merakyat, sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Karena harganya terjangkau, kicaumania pemula bisa belajar untuk merawat burung, tanpa dihantui kekhawatiran berlebihan jika burungnya mati. Sebab, hobi terhadap barang bernyawa jelas berbeda dari barang mati seperti sepeda, motor, dan mobil.

Kalau belum terbiasa merawat burung kicauan, tentu yang dirawat sulit untuk memberikan apa yang diinginkan, seperti rajin berkicau (gacor) dan aktif bergerak dengan polah yang lucu dan menghibur.

Karena itu, atas saran sahabatnya yang bernama Richard, Akuang memulai hobinya dengan membeli ciblek. “Kebetulan Richard bekerja di Toko Burung Hose milik Om Joni Huang di Talang Jauh, Jambi. Richard juga yang menyarankan saya untuk memulai hobi burung dengan memelihara ciblek,” kata Akuang.
Akuang (Kiri) Bersama Bang Richard (Kanan)



Dia juga mengikuti cara-cara pemeliharaan seperti yang disarankan Richard, yang diakuinya sebagai senior dalam memandu hobi kicauannya. “Kalau ada apa-apa dengan ciblek, kita tidak terlalu merugi karena harganya murah. Tetapi jika bisa merawat dengan baik, suatu saat kita bisa merawat burung kicauan lain seperti murai batu dan kacer,” tuturnya.

Hanya sepekan memelihara ciblek, yang diberinya nama Spagetti, Akuang mencoba menurunkannya dalam Lomba Burung Berkicau Friendship Cup di Jambi, 1 November lalu. Eh, bisa masuk tiga besar, atau menjadi juara ketiga.

Burung kemudian dicoba di beberapa even lain dalam satu setengah bulan terakhir ini, dan selalu masuk tiga besar. Meski belum pernah menjadi juara pertama, Spagetti sudah beberapa kali menjadi runner-up dan juara 3.

“Tujuan saya berlomba memang bukan sekadar mencari kemenangan. Tetapi ingin mencoba burung hasil rawatan sendiri, sekaligus mencari teman kicaumania sebanyak-banyaknya,” tambah Akuang.

Dari pengalamannya ini, Akuang tak setuju dengan pendapat sebagian orang bahwa hobi kicauan itu mahal. Kalau kita memulainya dari jenis burung yang harganya murah, seperti ciblek dan pleci, tentu biaya perawatan tidak terlalu besar.

Setelah makin terlatih merawat ciblek, kini Akuang mulai mencoba memelihara jenis burung lainnya, seperti kenari dan murai batu. “Semuanya juga saya beli dari Toko Burung Hose. Saya sudah percaya kualitas burung-burung yang dijual Om Joni Huang,” kata Akuang.

Om Richard juga membenarkan, ciblek bisa dijadikan burung pembelajaran bagi pemula. “Lebih baik memelihara dan merawat burung yang harganya murah, tetapi kicauannya bagus dan rajin berkicau seperti ciblek, daripada langsung beli burung mahal tapi mati gara-gara belum terampil merawat,” kata dia.

Banyak pemula ketika membeli burung mahal dihantui kecemasan kalau burungnya tidak bunyi, atau malah mati, sehingga perawatan malah kurang maksimal. Karena itu, sebaiknya dilakukan bertahap, mulai dari burung yang berharga murah.

Ciblek yang siap ikut lomba



Berikut adalah CIBLEK yang siap di bawa ke arena lomba : 


kepala condong bulat agak besar/istilah jawa Njambe

  • - Kaki panjang proposional/cengkraman kuat ciri fighter bagus
  • - Paruh tebal hitam,rongga mulut juga hitam
  • - Mata cerah bulat dan belotot
  • - Ekor agak panjang dan rapat

Dibandingkan dengan jenis lainnya, misalnya ciblek pari/tebu dan ciblek putih, jenis ini lebih banyak dikoleksi orang. Sebab, banyak yang meyakini sekaligus mengamini kalau jenis burung ini memiliki sifat tempur yang luar biasa ditunjang roll lagu dan tembakan yang dahsyat. Harganya di pasaran pun relatif mahal, mengingat juga di habitatnya sudah jarang dan stok di pasar juga menipis.

Nah di sini ada contoh video dan suaranya. Hanya saja burung ciblek yang suaranya ngebren banget ini tidak saya ketahui pemiliknya karena di youtube.com, sumber video ini, hanya disebutkan diupload oleh ndydyt, dan hanya diberi keterangan “isian komplit”.

Menurut saya, isian ciblek ini tidak kumplit, tetapi justru kekuatannya ada pada suaranya yang ngebren dreded- ded- ded- ded- ded- ded- ded- ded- ded-nya yang rapat dan panjang.


Nah sekarang kita lihat penampilannya di video ini:



Menyiapkan ciblek untuk lomba

Ciblek merupakan burung kicauan yang memiliki sifat teritorial. Ketika melihat burung sejenis di dekatnya, seekor ciblek akan menampilkan semua kemampuannya untuk bersaing. Karena sifatnya itulah, ciblek kini tak hanya dijadikan burung master, tetapi juga menjadi salah satu burung lomba dengan penggemar cukup banyak di Indonesia. Kalau ingin membawa ciblek ke arena lomba, tentu dibutuhkan persiapan tersendiri. Berikut ini tips menyiapkan burung ciblek ke arena lomba.


Sebelum memutuskan menurunkan ciblek ke arena lomba, Anda perlu mengetahui terlebih dulu apakah burung sudah siap dilombakan atau belum. Ini masalah penting, karena berkaitan dengan kondisi mental burung tersebut.

Ketika burung memang belum siap dilombakan, tetapi dipaksa mengikuti sebuah even latber, latpres, maupun lomba, maka burung cenderung merasa terintimidasi oleh burung-burung sejenis di sekitarnya. Jika mentalnya belum bagus, dampaknya adalah burung mudah stres, ngedrop, atau “jatuh mental”.

Sebenarnya tidak sulit untuk mengetahui apakah ciblek Anda sudah siap dilombakan. Jika burung sudah dewasa, coba Anda pancing dengan suara rekaman burung sejenis, yang diputarkan melalui ponsel atau perangkat elektronik lainnya. Kalau dia memberi respon, menyahuti rekaman itu dengan terus mengeluarkan suara kicauannya, berarti burung siap dilombakan.

Selain itu, cek pula kondisi fisik burung untuk mengetahui apakah burung sudah siap dilombakan. Burung yang bagus untuk dilombakan memiliki bentuk tubuh yang ramping- panjang, dengan bulu–bulu yang rapi, dan posisi kedua sayapnya selalu dikempit rapat.

Untuk lebih meyakinkan lagi, burung juga bisa dilatih dengan burung sejenis (gathering / ditrek) setidaknya 1-2 kali dalam sebulan, dengan waktu latihan sekitar 15 – 20 menit. Dengan begitu, burung tidak mudah kaget dan terbiasa dengan suasana lomba.

Setelah yakin ciblek sudah memiliki mental dan semangat tempur yang baik, tugas Anda sekarang adalah mempertahankan kondisi tersebut.

Bagi yang belum terbiasa melombakan ciblek, baik dalam latberan, latpres, maupun lomba, ada beberapa variasi persiapan. Misalnya persiapan dilakukan sekitar dua minggu sebelum lomba (H-14), dilanjutkan dengan persiapan H-7, dan dipungkasi dengan persiapan pada saat lomba. Berikut ini uraiannya.

Persiapan lomba H-14

Dua minggu atau H-14 sebelum dilombakan, burung diusahakan tidak melihat burung sejenis.
Pengembunan dilakukan secara rutin, untuk menambah energi dan meningkatkan levek kicauannya. Selama burung diembunkan, Anda bisa memberinya kroto secukupnya saja.

Pakan tambahan / extra fooding (EF) masih diberikan dengan porsi normal atau seperti biasanya.
Voer dijaga kebersihannya. Lebih baik jika voer setiap 1-2 hari sekali diganti dengan yang baru.
Air minum juga perlu sering diganti, sehari sekali. Berikan air segar dan matang. Beberapa penggemar ciblek bahkan lebih senang memberikan air kemasan / daur ulang untuk cibleknya.
Ssaat ini Anda bisa memberikan suplemen atau multivitamin, misalnya BirdVit, cukup 1-2 kali dalam seminggu.
Mandi dilakukan rutin setiap pagi, sekitar pukul 06.30, dilanjutkan dengan penjemuran. Usahakan burung sudah tidak dijemur lagi jika sudah lewat pukul 09.00.
Setelah dijemur, burung berangin-angin sebentar,  selanjutnya sangkar dikerodong tipis hingga sore hari.
Perawatan di atas dilakukan selama seminggu, atau sejak H-14 hingga H-8. Adapun persiapan lomba H-7 atau se minggu sebelum lomba bisa dilanjutkan seperti uraian berikut ini:

Persiapan lomba H-7

Kali ini burung bukan sekadar jangan sampai melihat burung sejenis, melainkan juga jangan sampai mendengar suara ciblek lainnya, terutama dari jarak cukup dekat, meski dia dalam kondisi sedang dikerodong.
Jika ingin memutarkan rekaman suara ciblek, sebaiknya dilakukan dari jarak cukup jauh (terdengar samar-samar). Kalau memiliki beberapa ekor ciblek di rumah, burung yang mau dilombakan sebaiknya dijauhkan atau dikarantina.
Burung tetap diberi multivitamin, agar kondisinya tetap fit. Selain itu, mulai dilakukan penambahan jatah EF.
Pengkerodongan tetap dilakukan agar burung tidak terlalu agresif dan terlalu banyak aktivitas yang menyita energi.
Mandi dan jemur tetap dilakukan, tetapi dengan waktu lebih singkat atau waktu jemur juga diperpendek.
Kroto untuk sementara dihilangkan dulu  dan diberikan pada waktu yang tepat, karena kita akan mengistirahatkan burung dari aktivitas hariannya yang bisa menyita energi.
Memasuki H-4 hingga H 2, atau Rabu hingga Jumat, EF mulai ditambah 1 ekor. Misalnya, kalau biasanya 2 ekor pagi dan sore, kini bisa menjadi 3 ekor pada pagi dan sore hari.
Jika memiliki ciblek betina, Anda bisa memanfaatkannya untuk mengecas ciblek lomba. Ini bisa dilakukan pada H-1. Tetapi pengecasan cukup 15 menit saja. Setelah itu, ciblek betina dijauhkan. Namun ini bukanlah sesuatu yang baku, dalam arti tidak perlu memaksa melakukannya jika di rumah tidak ada ciblek betina.

Pada H-1, 
kroto mulai diberikan pagi hari. Adapun porsi EF kembali ditambah 1 ekor lebih banyak daripada porsi sebelumnya.


Persiapan lomba di Hari-H


Pada hari lomba (Hari-H),
 kita harus menyiapkan semuanya dengan teratur, termasuk membersihkan sangkar dari sisa-sisa pakan (mencegah burung turun ke dasar sangkar untuk memunguti sisa pakan). Berikut ini kegiatan yang bisa dilakukan pada hari lomba

Pagi hari sekali, burung dimandikan dengan cara disemprot seperlunya untuk memberikan kesegaran, sekaligus membersihkan bulu-bulunya dari debu / kotoran yang bisa mengurangi penampilannya.
Dalam perjalanan ke lokasi lomba, sebaiknya sangkar burung dikerodong dengan bahan tebal. Bisa juga dikerodong dobel, agar burung lebih nyaman dan tidak terganggu selama dalam perjalanan, juga untuk menghindari hawa panas dan asap kendaraan.
Setiba di lokasi lomba, atau 1 – 2 jam sebelum burung digantang, kerodong dibuka, lalu burung digantang sebentar untuk beradaptasi dengan kondisi sekitar yang ramai oleh manusia dan suara-suara burung lainnya.
Berikan EF seperlunya saja, dengan tujuan agar burung tidak kaget dengan suasana yang baru dilihatnya itu. Hal ini juga untuk menghindari burung mengalami demam panggung.
Setelah beberapa menit ( sekitar 15 – 20 menit), burung kembali dikerodong, dan dibuka lagi ketika akan digantang atau saat memasuki padok lomba.

Beberapa ramuan "KHUSUS" agar ciblek RAJIN bunyi

Sejak dulu jahe (Zingiber officinale) banyak digunakan para penggemar burung dan unggas untuk menjaga kondisi kesehatan hewan piaraannya. Selain bisa memberikan rasa hangat, jahe bisa membuat beberapa jenis burung jadi rajin berkicau dengan suara kristal, misalnya ciblek. Berikut ini beberapa ramuan jahe agar ciblek rajin bunyi dengan suara kristal.


Selama ini, jahe juga banyak digunakan para jenggot mania agar burung peliharaannya bisa bersuara dengan rajin. Setelah melihat kesuksesan para penggemar cucak jenggot, kalangan ciblek mania mulai menerapkan terapi ini, dan hasilnya cukup bervariasi.

Jahe yang diberikan sebagai air minum itu ternyata bisa membuat beberapa burung langsung mengeluarkan suara tembakannya yang kristal. Meski begitu, tidak semuanya bisa mendapatkan hasil yang spontan, karena sebagian burung akan melalui beberapa tahap adaptasi dengan air minumnya itu sebelum mulai rajin bunyi dengan suara kristalnya.

Sudah bukan rahasia lagi, ciblek mania yang selalu melombakan burung miliknya itu pernah atau rutin memberikan jahe kepada burung kesayangannya agar penampilannya lebih maksimal. Tetapi hal ini juga harus dibarengi dengan perawatan hariannya secara rutin, termasuk pemberian pakan tambahan (EF) secara konsisten. Kalau Anda hanya mengandalkan ramuan jahe, tanpa perawatan memadai, tentu ciblek juga tidak mampu tampil maksimal.

Berikut ini beberapa cara pemberian jahe seperti yang banyak dilakukan ciblek mania:

1. Jahe sebagai air minum ramuan #1

Bersihkan jahe dengan cara dibakar atau dikupas kulitnya.
Jahe ditumbuk atau digeprek untuk mengeluarkan sarinya.
Siapkan air dalam panci, lalu panaskan hingga mendidih.
Masukkan jahe ke dalam air mendidih, dan tunggu selama beberapa menit.
Sebagai pilihan, Anda bisa menambah gula merah ke dalamnya, lalu diaduk hingga merata.
Setelah itu, angkat dan saring air rebusan jahe menggunakan saringan halus.
Dinginkan dan berikan kepada burung sebagai air minumnya dengan frekuensi 2-3 kali seminggu.

2. Jahe sebagai air minum ramuan #2

Jahe direbus dalam air hingga mendidih.
Campurkan madu murni sebanyak dua sendok teh ke dalam air rebusan.
Peras dua buah jeruk nipis ke dalam air rebusan, lalu diaduk hingga merata.
Setelah itu, angkat dan saring menggunakan saringan halus.
Dinginkan dan berikan kepada burung dengan frekuensi 2-3 kali seminggu.

3. Jahe sebagai pakan ulat hongkong

Jahe dikupas kulitnya, lalu ditumbuk dan diberikan sebagai pakan ulat hongkong.
Untuk hasil maksimal, berikan jahe tersebut 15 – 20 menit sebelum ulat diberikan kepada burung.

4. Memberikan serbuk jahe

Jahe dikupas kulitnya, lalu diparut atau digiling menggunakan mesin gilingan kelapa.
Parutan jahe dikeringkan dengan cara disangrai.
Setelah kering, berikan kepada burung dengan cara dicampurkan ke dalam pakan voer.

5. Memberikan potongan jahe

Potong jahe dalam ukuran kecil (seukuran voer) sebanyak 20 potongan kecil.
Simpan potongan kecil jahe tersebut ke dalam tempat pakannya.
Berikan kepada burung.

Budidaya yang baik untuk Ciblek

1. Pilihlah induk yang sudah jinak

Untuk memudahkan proses perjodohan, sebaiknya kedua calon induk sudah dalam kondisi jinak. Lebih baik lagi jika kedua burung merupakan rawatan lama atau dirawat sejak lolohan. Dengan begitu, proses perjodohan menjadi lebih mudah. Burung juga tidak gampang stres.

2. Proses penyatuan dilakukan petang / malam hari

Jika kedua burung sudah berjodoh, biasanya ditandai dengan berkicau sahut-menyahut dalam sangkar masing-masing yang didempetkan. Burung jantan akan memberikan pakan kepada betinanya. Keduanya maunya terus berdekatan, termasuk saat tidur.

Kalau sudah terlihat tanda-tanda berjodoh seperti itu, burung jantan dan betina bisa disatukan. Pilihlah waktu petang / senja atau malam hari untuk menyatukan mereka. Cara ini akan membuat kedua burung segera tidur berdekatan.

Esok hari, burung dipantau apakah salah satunya menunjukkan sikap agresif atau tetap rukun.

3. Semprot burung agresif dengan sprayer

Jika salah satu burung tetap agresif dan menyerang burung lainnya, tindakan yang bisa dilakukan adalah menyemprot burung agresif tersebut menggunakan sprayer. Ingat, penyemprotan ini hanya dilakukan jika burung menunjukkan tanda-tanda agresif terhadap  pasangannya.

Untuk itu, diperlukan pemantauan rutin dari perawatnya. Setelah beberapa hari, biasanya burung agresif akan kembali bersikap normal, dan mau menerima pasangannya, sehingga penangkaran bisa dilanjutkan.




Terkadang, setelah kedua induk dipindah ke kandang ternak, muncul masalah lain seperti induk betina tak mau bertelur, induk membuang telur, induk tak mau merawat anaknya, bahkan membunuh anak-anaknya.

Secara umum, masalah-masalah ini dapat terjadi akibat banyak gangguan dalam kandang penangkaran mereka. Misalnya lokasi kandang kurang nyaman, terlalu berdekatan dengan sumber suara yang bising atau berisik, terlalu dekat dengan sumber asap / polusi udara, banyak hewan pengganggu seperti semut, cicak, anjing atau kucing yang lalu-lalang di sekitar kandang mereka, atau gangguan dari pemilik karena terlalu sering melihat sarang.

Bentuk gangguan yang juga bisa terjadi adalah pemilik / perawat kerap mengubah posisi kandang ternak, misalnya untuk tujuan penjemuran. Padahal induk sedang menyusun sarang atau mengerami telurnya. Hal tersebut sering terjadi terutama pada burung yang ditangkarkan dalam kandang hariannya.

Untuk mengatasi masalah ini, tentu saja yang harus dilakukan adalah berusaha meminimalisasi gangguan tersebut.

Sedangkan untuk masalah burung yang sudah berjodoh tapi tak kunjung bertelur biasanya terjadi karena beberapa hal berikut ini  :


  • Faktor usia: Burung terlalu muda atau justru terlalu tua.
  • Faktor birahi: salah satu atau kedua induk belum mencapai kondisi birahi. Untuk mengatasi hal ini, burung bisa dipacu birahinya dengan pemberian extra fooding (EF) yang cukup, termasuk pemberian ulat hongkong dalam menu hariannya. Metode lain adalah memanfaatkan ciblek jantan lain yang gacor, sehingga burung betina terpacu birahinya, dan mengundang burung jantan untuk segera mengawininya.

Pemberian pakan yang penuh nutrisi juga menjadi salah satu hal yang bisa meminimalisasi gangguan atau masalah dalam penangkaran burung ciblek, terutama saat induk sedang mengerami telut dan merawat anaknya.

Pada saat-saat itu, kita harus menyediakan beragam variasi pakan yang tepat, termasuk EF yang harus selalu tersedia.

Beberapa masalah dalam penangkaran burung ciblek

Banyak kicaumania yang ingin menangkarkan burung ciblek, namun tidak sedikit yang mengalami problem dalam salah satu atau beberapa tahapan breeding. Problem yang sering dijumpai umumnya masih terkait dengan proses penjodohan calon induk. Ada juga yang terkendala ketika burung dalam tahap  reproduksi. Berikut ini beberapa problem dalam penangkaran burung ciblek, disertai solusi untuk mengatasinya.



Dulu, upaya penangkaran ciblek dianggap sebagai sesuatu yang sulit dilakukan, terutama akibat informasi breeding yang masih minim. Karena itu, tidak sedikit ciblekmania yang enggan menangkar burung koleksi masing-masing.

Harga seekor ciblek yang waktu itu belum seberapa makin membuat mereka enggan menangkar. “Lebih baik beli di pasar burung, tidak ribet,” begitulah pemikiran para penggemar ciblek saat itu.

Karena itu, upaya penangkaran burung piaraan apapun sangat diperlukan untuk menjaga kelestatiannya di alam liar. Tidak terkecuali ciblek yang belakangan ini mengalami peningkatan pamor luar biasa. Apalagi ciblek juara bisa dibanderol dengan harga sangat tinggi, seperti ciblek Monster yang memecahkan rekor transaksi dengan harga mencapai Rp 25 juta.



Meski belum banyak, sudah ada beberapa kicaumania atau komunitas tertentu yang sukses menangkar ciblek. Salah satunya adalah Ciblek Bird Club yang bisa dibilang menjadi pelopor penangkaran ciblek .



Ciri-ciri Ciblek Jantan dan Betina

Berikut ini adalah ciri-ciri jantan betina burung ciblek kebun dan ciblek gunung.



 - Ciri-ciri burung ciblek kebun jantan:

Kuku kaki berwarna cenderung lebih gelap, cenderung hitam
Warna bulu abu-abu cenderung gelap
Kaki relatif lebih besar
Kepala relatif lebih besar
Paruh lebih besar dengan warna hitam paruh atas lebih tegas dan bagian ujung paruh bagian bawah ada warna hitamnya
Di atas mata tidak ada warna putih (alis) tetapi ada rambut hitam panjang, biasanya 2-3 helai

 - Ciri-ciri burung ciblek kebun betina:

Kuku kaki berwarna putih
Warna bulu abu-abu dengan kecenderungan lebih muda/pudar
Kaki relatif lebih kecil
Kepala cenderung oval – lonjong dan rekatif lebih kecil
Paruh lebih tipis, warna hitam paruh bagian atas cendrerung pudar/coklat dan ujung paruh bagian bawah warna hitamnya samar-samar atau malah tidak ada.
Di atas mata ada bulu putih (alis), dan sewaktu masih anakan kelihatan seperti titik putih di atas mata bagian depan
Tidak ada bulu atau rambut hitam yang tumbuh di kepala.





 - Ciri ciblek gunung jantan ( ANAKAN ) :

Kaki lebih besar dan berwarna kecoklat-coklatan
Pen dubur lebih menonjol dan berbulu lebih banyak
Warna lebih tajam dan cenderung seperti berminyak
Kepala lebih besar dengan corak lirik-lirik di kepala bagian atas lebih jelas dan tegas
Paruh lebih tebal dan cenderung lebih gelap
Bulu bagian bawah paruh lebih bersih
Warna kuning di bagian dalam tenggorokan lebih tajam

 - Ciri ciblek gunung betina (ANAKAN) :

Kaki lebih kecil dan berwarna kemerah-merahan/pink
Pen dubur kecil dengan hanya sedikit bulu
Warna lebih kusam dan tidak berminyak
Kepala dan paruh lebih kecil dan warna corak lirik-lirik di kepala bagian atas kabur/samar-samar
Paruh tipis dan cenderung berwarna lebih muda (coklat dan atau pink)
Bulu bagian bawah paruh terlihat/terkesan agak kotor
Di bagian dalam tenggorokan berwarna kuning muda.